#3. Berawal dari debu

Sejatinya aku ini debu. Berawal dari debu.

Ketika membeku, menjadi logam tuangan, dan gumpalan tanah berlekat-lekatan.
: Terang Ayub padaku. Aku mendengarkan dengan sayu.

Demikian juga selalu kuingat nas itu:
Sebab Dia sendiri tahu apa kita. Dia ingat, bahwa kita ini debu.

Kucoba genggam debu di tanganku.
Selalu luruh, tak tersentuh.
Lalu terbang ditiup angin senja.

Demikianlah debu. Itu aku yang kini terhampar di hadapan. Mikro. Tak kasat mata. Cuma menyesak ke dada. Entah untuk apa.

Debu, betapa rentan awal hidup ini.



Akhir Mei 2011
 

0 komentar:

Post a Comment